Penelitian Tenaga
Penjual
Salesman yang
handal (Pelajari tiga variable berikut ini ):
Pagi-pagi bapak Sales Direktur
melakukan kunjungan mendadak ke suatu distributor. Ia terkesiap ternyata di distributor tersebut salesmannya tidak
komplit ( tidak hit sesuai planing). Salesman yang komplit
merupakan basic semua parameter sales terpenuhi, yaitu costumer base, outlet
aktive, call, effective call , sampai sales, tentu saja yang paling penting
adalah tanggungjawab terhadap outlet yang akan menunggu ketika salesman visit sesuai dengan call plan-nya
Ternyata distributor tersebut owner-nya ataupun petingginya jarang
bertemu dengan salesman ( atau mungkin ia percaya managernya bisa ngelola 100%
operasional tersebut), tetapi buktinya kelolosan juga , prajurit pejuang’
pencipta’ salesnya tidak ada …..atau belum direkrut….
Intinya :sama-sama untuk saling mengingatkan…sales lapangan basic yang paling penting bila omzet mau masuk target...
Supaya lebih memahami perlunya
salesman yang “handal" sebelum kita jauh menelaah dan menjamah training untuk salesman ( harus investasi distributor untuk melaksanakan training). Kita merenung dulu, boleh juga langsung
bertindak menanyakan hal-hal seperti ini . Coba cek berapa orang disuatu ruangan yang
bercita cita sejak kecil menjadi seorang salesman?Masih belum percaya?Coba datang
ke anak-anak SMA kelas 3… tanyakan, "Apakah ia bercita cita jadi salesman?"---Datanglah
langsung ke kelasnya tanya ,” Siapa yang setelah lulus ingin menjadi salesman
?”. Ada yang angkat tangan?
Jadi, sama-sama mengingatkan dan
sepakat untuk memahami bahwa hidup matinya perusahaan ( dan gaji kita) dari
seorang….. SALESMAN!! Baik yang instan ( disuruh langsung jalan) maupun yang
diciptakan ( via training). Syukur-syukur menemukan langsung yang mempunyai bakat "salesman." Jadi, Apakah salesman mau dibiarkan begitu saja?Tidak diperhatikan? Tidak diasah keterampilannya lewat training? Tidak ditegur sapa?
Lalu ketika ada dampak buruk menghampiri terjadi ketika perusahaan benefitnya turun terus (karena tidak memperhatikan salesmannya). Dan jangan cemburu melihat perusahaan tetangga atau distributor lain yang growth
terus,dikarenakan salesmannya tidak turnover
( bahkan bila didistributor besar diciptakan khusus karier path-nya
untuk salesman )
Di beberapa perusahaan ditambah benefitnya bila salesmannya ditraining, diberi reward (hadiah, kaos,
seragam, insentive, bahkan medali ).Hal ini bisa terlihat dan terkontrol pada laporan produktivity, insentive distribusi, ROI, omzet yang bertambah sehingga perusahaan distributorpun makin berkembang-->Distributor maju , prinsipal senang.
Salesman sebagai frontliner
utama yang menjual produk kita. Boleh review lagi dengan bertanya di dalam hati. Apakah di dunia ini ada kegiatan bisnis tanpa penjualan? Pasti ada
yang harus dijual, dengan team sales --disadari atau tidak……..
Jadi salesman yang handal dan yang
mumpuni itu yang bagaimana?
Banyak
penelitian, namun rata-rata pada skripsi dan thesis variable yang diambil
untuk penialaiannya adalah sebagai
berikut :
1. Interpersonal skill
2. Salesmanship skills
3. Teknical skills
Bila
seseorang salesman sudah mempunyai sedikitnya tiga unsur ini maka seharusnya distributor melakukan program "loyalty perusahaan" untuk si salesman itu tetap betah terlebih di perusahaan distribusi di FMCG, yang menuntut salesman harus mendistribusikan produk
sampai ujung jalan sekalipun! Turut menjadi acuan-acuan pembelajaran untuk perusahaan
lainnya ( sehingga terjadi bajak-membajak salesmen) . Salesman yang tangguh yang mempunyai pengalaman banyak di
lapangan .Makin banyak pengalaman di General Trade ( karena
problemnya terkomplek), makin diperebutkan di perusahaan lain. .Pengalaman di
General trade diasumsikan orangnya yang
sudah berani jalan keluar masuk di pasar yang becek, jalan jalan sempit, sampai
ujung pelabuhan…dianggap semua .sudah terjelajahi. (Bahkan yang paling tersulit pun untuk
menciptakan weighted dan numeric distribusi dari General Trade karena jumlah
toko yang sangat besar dan cakupan geografis yang harus banyak di explore)
Berikut arti
satu persatu dari harfiah makna berasal dari kehidupan sehari hari yang ditemui
di distributor mengenai ciri tiga salesman handal yang harus dicari ( dan diberikann jalan karier sampai manager)
1 1. Interpersonal skills
Penemuan anugrah. Ibarat yang digambarkan di slide ini, ia bisa mengesuaikan dengan warna wani
kehidupan, flexibel , mau berani “terbang” visit meng explore area-area baru. Biasanya distributor menemukan orang ini
sejak dari sono-nya (sudah bakat jadi salesman yang akan dibuat jadi seorang
manager penjualan). Enak diajak ngobrol .Ramah, peduli penampilan, mau
membantu. Punya kemampuan membujuk. Intinya salesman yang mempunyai
interpersonnal skill yang baik adalah : bisa berinteraksi dengan orang lain (
toko/pelanggan), baik secara individual maupun berkelompok ( rame –rame ketika gathering atau presentasi kelompok).
Bila interview orang yang punya Interpersonal yang
bagus bisa di lihat dengan caranya; pandai menyimak ,tatapan matanya bersahabat,
gerak geriknya sopan, pernah ikut organisasi yang non nirlaba (hanya untuk amalan
saja tidak ada keuntungan materil) bisa
menyelesaikan konflik, Respek.dan selalu berpikir positive.
Masalahnya; Kadang
distributor asal merekrut orang untuk
jadi salesman ( tidak memakai test psikologi) jadi kemampuan atasan yang harus
bisa “mentraining dan mengkontrol’ sampai tahap point induksi basic training
selesai. ,setelah itu baru keterampilan salesmanship
skills
2. Salesmanship skills
Setiap company FMCG pasti mepunyai Toolkit ( meskipun hanya baru katalog) sampai slogan “tahap penjualan yang salesman harus dilakukan di outlet”à yang harus diasah , ditrampilkan, dibina dan diingatkan terus-menerus. Semakin lama semakin terampil sampai mempunyai instuisi “menaikan sales” sendiri. Tahap inilah salah satu dari salesmanship skills. Salesmanship skills is defined as the level of skill you have in convincing people to buy or in persuading people to do something.
Salesmanship skill paling kompleks ( lihat seperti gambar di
slidenya) dan paling banyak cara pelatihannya, setiap training sales bisa saja
judulnya bagian dari salesmanship skills. Jadi
yang bergelut di bidang penjualan FMCG ( fast moving consumer good), ia
harus punya pengetahuan dan mengerti tentang channel ( saluran /pipa
distribusi), apakah grosir, grocery, foodservis, out of home sampai medical dan
tentu saja semua channel itu mempunyai treatment
tersendiri dan mekanisme promo tersendiri. Bahkan di FMCG untuk ke hal expert bisa ngelola area ( team sales di
area), harus mempelajari dan paham 26 modul , seperti channel, mengelola
distributor, visibility, salesmanship ( termasuk teritory area,dll), dan harus ceklist hal itu dilakukan.
Jadi, jangan
sungkan-sungkan memberi ilmu terhadap salesman baru secara bertahap, karena
tidak bisa langsung expert jadi salesman yang diharapkan , perlu kontrol dan joint
visit!lambat laun pasti akan terasah salesmanship
skills-nya.
Makanya tiap perusahaan besar
pasti ada Sales Training Manager ( dan
teamnya tentu) untuk memastikan proses transper
ilmu ini terjadi Bahkan sampai dalam meriset kebutuhan dan keperluan apa
yang diperlukan " Skills "oleh team sales saat ini, sesuai dengan riset Training Need
Analysis-nya.
3. Technical Skill.
Salesman jaman sekarang
tidak lagi memakai bungkus roko atau nota untuk mencatat orderan toko. Mereka
menggunakan Gadget ( di perusahaan multinasional sudah menggunakannya). Ia
terkontrol mulai jam berapa transaksi di outlet, sampai berapa toko “real”nya
yang ia kunjungi.( memakai GPS lagi )
Hal semacam ini menuntut seorang
salesman jaman sekarang mempunyai technical
skill .
Coba bayangkan berapa sistem
informatika/sistem perangkat /software distributor untuk mencatat dan merekap penjualannya
: Accurate, AIO, DMS, Aqured, BIS,Foxpro,GLS,ND95,Indis, Scylla, Sigma 1.0,
Toko Pro, Zeta, dll. Apakah penggunaan sistem aplikasi distribusi internal
untuk penjualan ini tidak memerlukan kemampuan teknik salesman? Bagaimana bisa
terkoneksi kalau salesman tidak bisa hal itu? Atau harus memakai aplikasi B to
B memakai aplikasi seperti klas modern trade di luar negeri? Ini kan indonesia
outlet tersebar jutaan, di lembah dan di gunung, di teluk atau di selat, di pulau
yang satu atau kepulauan lainnya ( kepulauan seribu misalnya –ternyata riset
nielsen bisa sampai kesini )-> Bagaimana
mengontrolnya kalau tidak pakai sistem , gadget dan digital?Yang bisa dilihat
oleh supervisornya?
Diperusahaan FMCG ada "satu hari" disediakan khusus untuk salesman baru mempelajari “ilmu gadget” ini,( ini belum
kepada tahap laporan pembacaan di sales
adminnya loh), yang penting ia sudah tahu mengenai custumer base-nya, rute-nya,
menginput salesnya sampai transaksi terjadi.
Merekrut
salesman ( bahkan sampai supervisor) , jaman sekarang yang diperhatikan dasar
adalah , interpersonal skill, salesmanship skill dan teknikal skills.
Kalau
di luar FMCG teknikal skill diperlukan pada saat memperagakan produk, mulai
dari cara membersihkan sampai memperbaiki,mulai cara memulai sampai
mengakhiri….(tetap dengan gadget lebih perlu dan prestise)