Jumat, 16 Juni 2017

Mencari Koordinator Distribusi di Distributor

#Tes Calon Koordinator  FMCG
# Mengasah Sense of belonging Koordinator  Salesman di distributor.

# Bagaimana mencari Koordinator FMCG yang langsung jadi?

                 


               Rekan -rekan di distributor pasti pusing bila terjadi turnover karyawan yang masive.  Hal ini memang tidak bisa dihindari karena biasanya menjadi seorang salesman atau pun motoris sebagai batu loncatan ke jengjang karier berikutnya , apakah menjadi seorang  koordinator maupun supervisor ( dan beberapa yang S1 bisa langsung sebagai Operasional Manager di distributor). Biasanya mereka mau bekerja apa pun sebagai salesman ( pengalaman saya ketika berkunjung ke berbagai disributor di indonesia, seorang salesman ada lulusan S1 keperawatan, Teknik, Ekonomi,dll), bila mereka cocok bisa saja menjadi kaderisasi kepercayaan mengelola cabang atau distributor tergantung tahapan training yang ia lewati di lapangan maupun induction training bersama mentornya ( di FMCG seorang supervisor harus melalui 26 modul training yang harus ia lewati ). Contohnya seperti mamahami Managemnet Distributor, memahami stok, memahami Channel jualan ( dan turunan-turunannya) sampai kepada type promosi program dan bedah teritory area, Baiklah.......... bila hal itu bisa dimengerti  serjalan seiring waktu..... atau learining by doing. 
                      Tapi bila kita mencari dadakan seorang koordinator yang langsung mengerti proses bisnis ( minimal mengetahui  ratio pengeluaran dan sales), sampai bedah teritory area . Bisa langsung mengerjakan lembaran ini, makin banyak jawaban yang betul makin berkompetensi mereka menjadi seorang koordinator;

Berikut soal Ceritanya :



Beranggaplah bahwa anda adalah sebagai penguasa bernama pak Joni, yang baru membuka Depo atau distributor di area Potensial.




Ada uang , ada barang ,  ada gaji ada pekerjaan !  Itulah yang dipahami pak Joni, ketika ia membuka usaha barunya sebagai Distributor  Murni yang mempunyai motoris. Pak Joni mempunyai margin dari produk-produk  dari PT Asoy sebanyak  20%.                PT Asoy sangat baik karena  memberikan subsidy motoris ke pak Joni. Harga satu karton untuk produk snack PT Asoy adalah  adalah 100ribu/ctn. Setiap motoris bisa memuat produknya 10 ctn . Pemberian  gaji pokok dan tunjangan  untuk  motoris tersebut  totalnya  mencapai  Rp 3.500. 000. /orang /per motoris.

Ketika memulai usahanya, pak Joni membuka  lowongan pekerjaan. Para  motorispun berdatangan mendaftar  menjadi motoris di distributor  pak Joni. Tidak tanggung –tanggung , setelah pak Joni hitung-hitung,  ia menerima pelamar sejumlah  25 orang!!Dan ia terima ….jam kerjanya  26 hari/bulan.

1.      Terangkan mengapa pak Joni mengambil  keputusan tersebut? Perhitungan untung ruginya?  Buat PT Asoy berapa ratio yang ia keluarkan kalau perharinya motoris berjualan sesuai target.

Setelah 3 bulan berjalan……
Pak Joni tersentak dan terkejut  ternyata  jumlah motorisnya sekarang  sudah ada 50  orang !!! Wow ia harus segera mencari kordinator dengan gaji & benefit  Rp 4.500. 000 /perkordinator   dan ia merekrut 5 orang kordinator .Setelah memberikan gaji kepada para pekerjanya ia merenung ternyata keuntungannya menurun.

2.      Terangkan apa yang terjadi ? Dan berapa penurunanya , bila ada?

Pak Joni nampak stress dan  galau ternyata penurunan valuenya  sama di setiap bulannya . Pak Jonipun  menaikan target sales dari 10 ctn menjadi…….. (jawab penaikan minimalnya ?) .Namun,  para kordinator tidak setuju!! 
Pak Joni  tahu harus berbuat “sesuatu” lagi untuk meningkatkan keuntungannya.  Ia sudah ngomong ke semua karyawannya bahwa perusahaannya benar-benar dari bisnis “di jualan  produk”  dari PT Asoy . Dengan nada kesal dn penuh stress   ia pun berkata” ;

“Memang ini Yayasan?Yang dibiayai dari donator?Memang ini perusahaan dibiayai APBD?Atau APDN? Apakah kalian ngak  kerja, masih menerima duit    hasil dari  pajak-pajak orang yang kerja pergi pagi pulang malam ? Ayo bangun? Ini hasil dari kalian sendiri!!”, begitulah katanya……ketika  kordinator motoris itu protes ketika ada penaikan target jualannya dari 10 ctn perhari menjadi (…….) ctn perhari. Maklum para kordinator ini dapat bonus bila motorisnya masuk target.

3.      Mengapa pak Joni menaikan target ? Berapa rupiah  target yang harus ia  naikan ? Supaya keuntungannya minimal “sama “sebelum  ia  membentuk  kordinator? Berapa  target  ctn yang harus ia naikan perhari kepada motoris untuk bisa menopang gaji kordinatornya?


Pak Joni sebagai wirausaha yang mandiri,  terus memutar otak supaya keuntungannya lebih efektif  dan efisien. Apalagi ditambah istrinya sedang sakit. Ia harus punya keuntungan yang lebih profit.  Ketika ia melakukan pengawasan/kontrol secara  mendadak kepada motorisnya  di lapangan , Ia  melihat dengan  mata kepalanya  sendiri  motorisnya  indisipliner ,  ternyata pak Joni menemukan  5 orang motorisnya   menjual produk lain bukan dari  produk PT Asoy yang mensubsidi-nya!!!  Pantas Outlet Active  dan salesnya turun  drastis, bonusnya menurun yang diberikan  dari PT Asoy ( PT. Asoy memberikan bonus ke pak Joni dengan target Outlet active toko…tapi ngak bilang bilang ke karyawanya ) .Padahal kalau  pak Joni bertanya kepada sang  motoris,  “Mengapa jualannya turun ?”  Motoris  sering menjawab , “ warung tutup,…. activitas competitor  gencar , jalan yang rusak parah!”

 Pak Joni langsung memecat motoris itu dan langsung menggantikannya    dengan 5 orang yang baru. Pak Joni  lebih baik merekrut orang yang  fresh yang  bisa dibentuk   penjual handal  dan jujur dan mau bekerja keras . Pikirnya,…… kalau orang yang bagus dan jujur …kariernya akan  otomatis ke jenjang  yang lebih baik…yang akan di jadikan seorang  manager  di distributornya..
4.      Bagaimana cara pak Joni bisa cepat merekrut 5 orang pengganti motoris yang  indisipliner tersebut? Yang tidak konsisten mendistribusikan produk PT Asoy ?
5.      Setelah komplit lagi motorisnya pak Joni  membentuk lima kelompok besar yang masing masing kelompok mempunyai kordinator. Berdasarkan apa ia menyusun 5 kelompok tadi? Terangkan…..
Setelah no 5. berjalan dgn  lancar , masing-masing kordinator bertanggung jawab dan bisa menghadle  bawahannya  sendiri-sendiri .Berikut nama kordinator dan area tanggungjawabnya :
1.      Danu,  membawahi  5 orang  motoris area sekitar distributor  di daerah Jakarta Pusat.
2.      Dian; membawahi 15 orang bertanggungjawab mendistribusikan produk di area Jakarta Timur.
3.      Nandi ; membawahi 10 motoris di area Jakarta Utara
4.      Sandi : membawahi  10  motoris untuk area Jakarta Barat
5.      Irwan membawahi  10 motoris untuk area Jakarta Selatan.
Hitung siapa yang ratio pengeluarannya “tertinggi”  diluar biaya overhead jarak yang berbeda-beda.( biaya bensin), bila masing masing motoris sama achievement target masing masing menjual 12 ctn  sehari? Lihat peta , daerah mana yang seharusnya anda kembangkan?
            Nandi seorang activis yang  idealis , ia meminta penaikan gaji buat motorisnya 30%. Lalu…… karena kinerja team Nandi  baik-baik saja,  pak Joni diam-diam mengabulkan permintaan Nandi tadi, …menaikan gaji dan tunjangannya  sebesar 30%.

  Ternyata rugi, omsetnya tetap!! Namun Biaya overhead jadi tinggi! Setelah ia konsultasi dengan ahli bisnis , ia harus mengurangi orang. Sang ahli bisnis mengatakan pihak frontliner atau jajaran depan yang menghasilkan sales harus di perbanyak, justru team supportinglah yang harus di kurangi. Apa yang di lakukan kamu bila kamu sebagai Pak Joni ?Terangkan alasannya!